Jawaban:
random aj y :')
Judul : Dead Leaves
by. Jjusnikk
Pemuda berpakaian camping itu terdiam disaat senjata panjang nan tajam itu tepat berada di hadapan wajahnya. Matanya melirik takut kearah Sang ratu yang duduk angkuh di kursi singgahsananya. Ia tak tahu mengapa para pengawal kerajaan mendatanginya secara tiba-tiba disaat dirinya sedang menjemur rempah-rempah hasil panen. Ia sungguh terkejut.
"Aku tau kau menjalin hubungan dengan anak pertamaku, Nam Hyun-ki"
Tubuh pria itu—Nam Hyun-ki menegang. Ia meneguk ludahnya susah payah untuk membasahi kerongkongannya yang tiba-tiba terasa kering. Matanya melirik gelisah ke kanan-kiri, mencari seseorang. Tapi nihil, tak ada tanda-tanda orang yang ia cari.
Memang benar, ia diam-dian menjalin hubungan dengan putri kerajaan yang sayangnya sangat cantik dan baik hati, tapi yang membuatnya lebih terkejut, bagaimana Sang Ratu mengetahui hal yang sudah dari lama ia tutupi.
Dengan gugup ia pun menjawab, "Y-ye Wangbi Mama"
Mendengar Sang Ratu menghela napas kasar, tubuh Hyun-ki semakin bergetar. Hawa semakin menegangkan ketika Sang Ratu turun dari kursi singgahsananya dan menghampirinya.
"Kau tau? Baek-seong sepertimu tak pantas bersanding dengan Gongju Areum. Lagi pula, menurut Gol-pum-je-do, kau tidak termasuk Yangban. Jadi jangan harap kau bisa menjadi bagian penting dari Gung" ucap Sang Ratu sembari memutar mengelilingi Hyun-ki yang sedang bertekuk lutut.
Ucapan Sang Ratu terasa berdengung di kepalanya.
"Gun!" Pekik Sang Ratu membuat pemuda ber-hanbok hitam yang sedari tadi menyodorkan pedang panjang tersebut, menegakkan punggungnya.
"Ye Wangbi?, hukum mati atau Nanjang-hyeong?"
Sang Ratu menjawab dengan raut wajah datar, "Hukum Mati". Ucapnya lantas membalik tubuhnya sehingga ujung kain hanbok mengenai wajah Hyun-ki, dan berjalan menuju kursi singgahsananya.
Pemuda dihadapan Hyun-ki menyeringai tipis, lantas melayangkan kedua tangannya yang memegang pangkal pedang. Mata Hyun-ki terpejam erat, menunggu ajalnya yang sudah ada didepan mata. Akan tetapi, sebuah pekikan kencang membuat Hyun-ki membuka matanya. Dan yang ia lihat, seorang gadis berdiri didepannya dengan pedang yang menancap didadanya.
Hyun-ki membelalakkan matanya, segera ia tangkap tubuh tak berdaya itu sebelum jiwa terlepas dari raga.
Bibirnya bergetar menyuarakan nama Si Gadis dengan begitu lirihnya. Nama yang selalu terukir dihatinya.
Hyun-ki memegang erat tangan putih yang mulai memucat itu. Tangan yang selalu membelainya dengan kelembutan.
Gadis itu tersenyum tipis sebelum menutup matanya rapat untuk selamanya. Mata cantik yang selalu menatapnya berbinar setiap saat.
Tangisannya lepas bersamaan dengan tubuhnya yang ditarik seseorang menjauh dari gadis tak bernyawa dengan darah yang mengalir deras membasahi tanah tandus dibawahnya. Ia meraung meneriakkan nama gadis itu. Sementara seseorang yang menyeretnya dengan susah payah hanya bisa menangis didalam hati.
Bahkan alam pun ikut menangis meratapi kepergian gadis itu—Ryu Areum, putri kerajaan Silla yang sangat dihormati. Burung-burung berhenti berkicau, membuat suasana sekitar hanya terdengar suara tangisan yang memuakkan telinga. Musim semi yang seharusnya membahagiakan malah menjadi mimpi buruk bagi kerajaan besar itu.
Ya, seharusnya mereka sadar bahwa takdir selalu bermain-main dengan semua orang.
____________________________
- Tokoh Utama : Nam Hyun-ki, Ryu Areum, dan Sang Ratu
- Tokoh Tambahan : Pangeran dan orang yang menyeret Hyun-ki
- Latar : Kastil kerajaan / istana
____________________________
Kamus Tambahan :
Wangbi (왕비) – Ratu
Mama (마마) — Yang Mulia
Baek-seong (백성) — Rakyat
Gongju (공주) - Putri
Gol-pum-je-do (골품제도) – Sistem Kasta
Yangban (양반) — Bangsawan
Gung (궁) – Istana
gun (왕자/군) - Pangeran
Nanjang-hyeong (난장형) — Siksaan (hukuman seringkali berupa pukulan menggunakan rotan, digulung dalam tikar jerami kemudian dipukul dalam tongkat, dan masih banyak lagi.)
Catatan : Cerita karangan berdasarkan imajinasi saya sendiri. Tidak bermaksud mengubah sejarah apapun. Siapapun yang melakukan plagiat, awas aje lu!!
Jika kelebihan kata, dimohon untuk menyingkat nya sendiri.
[answer.2.content]